Indonesia adalah negara kepulauan
dengan kekayaan sumber daya kelautan yang besar. Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (archipelagic state)
terbesar di dunia. Sebagaimana diatur dalam United Nations Convention on the
Law of the Sea (UNCLOS, 1982), Indonesia mempunyai hak dan wewenang penuh untuk
mengatur, mengelola dan memanfaatkan kekayaan laut yang dimilikinya bagi
kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Kehidupan di negara kepulauan
berciri maritim, yaitu perikehidupan yang memanfaatkan laut sebagai sumber
hidupnya. Posisi Indonesia strategis dalam jalur perdagangan internasional
sehingga Indonesia berpotensi dapat lebih memainkan peranan politisnya dalam
percaturan politik Internasional. Dalam wilayah Indonesia terdapat tiga Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dapat digunakan sebagai lalu lintas
pelayaran internasional. Salah satunya adalah ALKI I untuk pelayaran dari Laut
Cina Selatan ke Samudera Hindia dan sebaliknya via Laut Natuna, Selat Karimata,
Laut Jawa dan Selat Sunda
Dinamika politik dan ekonomi internasional mengalami pergeseran yang
signifikan paling tidak dalam kurun waktu kurang lebih sejak sepuluh tahun ke
belakang. Pergeseran pusat perkembangan ekonomi dunia dari kawasan Amerika dan
Eropa ke timur yaitu di kawasan Asia Pasifik ditandai dengan menguatnya peran
China sebagai negara adidaya baru, melalui doktrin maritim string of pearl yang
memiliki tujuan untuk menguasai negara-negara strategis di sepanjang wilayah
jalur laut China selatan. String of pearls menghubungkan jalur
laut mulai dari teluk arab, melewati samudera hindia, selat malaka, menuju laut
china selatan. Wilayah perairan samudera hindia merupakan wilayah yang sangat
startegis tidak hanya dari segi ekonomi tetpai juga dari segi politik. dari
segi politik wilayah ini merupakan wilayah perairan di dunia yang memiliki
potensi, salah satu ptensi yang terdapat pada samudera hindia adalah karena
adanya akses perairan yang sangat luas
![]() |
String of pearls |
Menguatnya peran China ini tentunya bukan tanpa reaksi dari
negara-negara lain yang memiliki kepentingan di kawasan. Reaksi terutama datang
dari Amerika Serikat sebagai negara yang ingin mempertahankan statusnya sebagai
satu-satunya kekuatan adidaya di kawasan, dan Russia yang ingin tampil sebagai
kekuatan penyeimbang dan tidak ingin posisinya dilupakan di kawasan Asia
Pasifik
Di tengah dinamika politik dan
ekonomi internasional yang terjadi saat ini di kawasan Asia Pasifik, pemerintah
dalam forum diplomasi tingkat tinggi seperti KTT APEC di Beijing, dan KTT G20
di Sydney, mengumumkan perlunya investasi besar-besaran untuk mendukung program
‘Poros Maritim Dunia’. Dinamika politik dan ekonomi internasional di kawasan
Asia Pasifik ini merupakan momentum yang jika dimanfaatkan dengan cermat dan
tepat dapat memberikan peluang yang baik bagi Indonesia
Indonesia terletak di kawasan
Asia Tenggara. Perairan di kawasan Asia Tenggara diketahui memiliki posisi yang
penting bagi negara-negara di dunia terutama negara-negara di Asia Pasifik dan
negara-negara besar pemilik kepentingan di kawasan tersebut, sebagai kawasan
perairan kompetensi bagi jalur komunikasi laut (Sea Lanes Of Communication/SLOC)
dan jalur perdagangan laut (Sea Lanes of Trade/ SLOT) yang vital bagi
perdagangan internasional
Selat Malaka dan beberapa alur
pelayaran yang terdapat di perairan Indonesia merupakan SLOC dan SLOT. SLOC dan
SLOT ini memiliki arti yang sangat penting bagi banyak bangsa sebagai urat nadi
demikian halnya bagi bangsa Indonesia sendiri. Bagi sebagian besar negara di
Asia Pasifik, dimana kebanyakan struktur ekonominya berorientasi ekspor dan
impor, ketergantungan pada keberadaan SLOC semakin mencolok. Hal tersebut
bersamaan dengan tumbulnya kekuatan industri baru dunia seperti Jepang, China
dan Korea, ini dapat dilihat dari kebutuhan minyak baik dari Timur Tengah
maupun Afrika yang meningkat tahun ke tahun dibawa melalui SLOC dan SLOT tersebut
sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang terletak dalam posisi silang diantara dua
samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera India, serta diantara dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia, Indonesia memiliki posisi yang sangat
strategis terutama jika dilihat melalui sudut pandang kemaritiman.
Dalam KTT ke-9 Asia Timur yang diselenggarakan di Nay Pyi Taw,
Myanmar, November 2014, Presiden Indonesia telah menyampaikan visi Indonesia sebagai
Poros Maritim Dunia, yang memiliki lima pilar utama, yaitu; (i) membangun budaya maritim; (ii)
penjagaan dan pengelolaan sumber daya laut; (iii) membangun infrastruktur dan konektivitas
maritim; (iv) kerja sama maritime melalui diplomasi dan (v) pembangunan kekuatan pertahanan maritim.
Referensi:
1. Majalah Diplomasi No. 84 Tahun VIII Tgl. 15 Januari-14 Februari 2015
2. Pratama, Tide Aji. "KEBIJAKAN POROS MARITIM DUNIA DI TENGAH DINAMIKA ASIA PASIFIK SAAT IN". Pengkajia Strategis Kebangsaan PASKAS
3. Pujayanti, Dra. Adirini. M.Si. "Budaya Maritim, Geo-Politik dan Tantangan Keamanan Indonesia"
4. Rezeki, Sri. 2014. "PENEMPATAN PEOPLE’S LIBERATION ARMY (PLA) CHINA DI JALUR STRING OF PEARLS-SAMUDERA HINDIA". eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 1041-1050. Universitas Mulawarman.
4. Rezeki, Sri. 2014. "PENEMPATAN PEOPLE’S LIBERATION ARMY (PLA) CHINA DI JALUR STRING OF PEARLS-SAMUDERA HINDIA". eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 1041-1050. Universitas Mulawarman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar