Minggu, 29 Maret 2015

Samudera Hindia mendorong Indonesia sebagai Negara Maritim



Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya kelautan yang besar. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia. Sebagaimana diatur dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS, 1982), Indonesia mempunyai hak dan wewenang penuh untuk mengatur, mengelola dan memanfaatkan kekayaan laut yang dimilikinya bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. 

Kehidupan di negara kepulauan berciri maritim, yaitu perikehidupan yang memanfaatkan laut sebagai sumber hidupnya. Posisi Indonesia strategis dalam jalur perdagangan internasional sehingga Indonesia berpotensi dapat lebih memainkan peranan politisnya dalam percaturan politik Internasional. Dalam wilayah Indonesia terdapat tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dapat digunakan sebagai lalu lintas pelayaran internasional. Salah satunya adalah ALKI I untuk pelayaran dari Laut Cina Selatan ke Samudera Hindia dan sebaliknya via Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat Sunda

Dinamika politik dan ekonomi internasional mengalami pergeseran yang signifikan paling tidak dalam kurun waktu kurang lebih sejak sepuluh tahun ke belakang. Pergeseran pusat perkembangan ekonomi dunia dari kawasan Amerika dan Eropa ke timur yaitu di kawasan Asia Pasifik ditandai dengan menguatnya peran China sebagai negara adidaya baru, melalui doktrin maritim string of pearl yang memiliki tujuan untuk menguasai negara-negara strategis di sepanjang wilayah jalur laut China selatan. String of pearls menghubungkan jalur laut mulai dari teluk arab, melewati samudera hindia, selat malaka, menuju laut china selatan. Wilayah perairan samudera hindia merupakan wilayah yang sangat startegis tidak hanya dari segi ekonomi tetpai juga dari segi politik. dari segi politik wilayah ini merupakan wilayah perairan di dunia yang memiliki potensi, salah satu ptensi yang terdapat pada samudera hindia adalah karena adanya akses perairan yang sangat luas

String of pearls



Menguatnya peran China ini tentunya bukan tanpa reaksi dari negara-negara lain yang memiliki kepentingan di kawasan. Reaksi terutama datang dari Amerika Serikat sebagai negara yang ingin mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya kekuatan adidaya di kawasan, dan Russia yang ingin tampil sebagai kekuatan penyeimbang dan tidak ingin posisinya dilupakan di kawasan Asia Pasifik
Di tengah dinamika politik dan ekonomi internasional yang terjadi saat ini di kawasan Asia Pasifik, pemerintah dalam forum diplomasi tingkat tinggi seperti KTT APEC di Beijing, dan KTT G20 di Sydney, mengumumkan perlunya investasi besar-besaran untuk mendukung program ‘Poros Maritim Dunia’. Dinamika politik dan ekonomi internasional di kawasan Asia Pasifik ini merupakan momentum yang jika dimanfaatkan dengan cermat dan tepat dapat memberikan peluang yang baik bagi Indonesia

Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara. Perairan di kawasan Asia Tenggara diketahui memiliki posisi yang penting bagi negara-negara di dunia terutama negara-negara di Asia Pasifik dan negara-negara besar pemilik kepentingan di kawasan tersebut, sebagai kawasan perairan kompetensi bagi jalur komunikasi laut (Sea Lanes Of Communication/SLOC) dan jalur perdagangan laut (Sea Lanes of Trade/ SLOT) yang vital bagi perdagangan internasional

Selat Malaka dan beberapa alur pelayaran yang terdapat di perairan Indonesia merupakan SLOC dan SLOT. SLOC dan SLOT ini memiliki arti yang sangat penting bagi banyak bangsa sebagai urat nadi demikian halnya bagi bangsa Indonesia sendiri. Bagi sebagian besar negara di Asia Pasifik, dimana kebanyakan struktur ekonominya berorientasi ekspor dan impor, ketergantungan pada keberadaan SLOC semakin mencolok. Hal tersebut bersamaan dengan tumbulnya kekuatan industri baru dunia seperti Jepang, China dan Korea, ini dapat dilihat dari kebutuhan minyak baik dari Timur Tengah maupun Afrika yang meningkat tahun ke tahun dibawa melalui SLOC dan SLOT tersebut
sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang terletak dalam posisi silang diantara dua samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera India, serta diantara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis terutama jika dilihat melalui sudut pandang kemaritiman. 



Dalam KTT ke-9 Asia Timur yang diselenggarakan di Nay Pyi Taw, Myanmar, November 2014, Presiden Indonesia telah menyampaikan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, yang memiliki lima pilar utama,  yaitu; (i) membangun budaya maritim; (ii) penjagaan dan pengelolaan sumber daya laut; (iii) membangun infrastruktur dan konektivitas maritim; (iv) kerja sama maritime melalui diplomasi dan (v)  pembangunan kekuatan pertahanan maritim.
 

Referensi:
1. Majalah Diplomasi No. 84 Tahun VIII Tgl. 15 Januari-14 Februari 2015
2. Pratama, Tide Aji. "KEBIJAKAN POROS MARITIM DUNIA DI TENGAH DINAMIKA ASIA PASIFIK SAAT IN". Pengkajia Strategis Kebangsaan PASKAS
3. Pujayanti, Dra. Adirini.  M.Si. "Budaya Maritim, Geo-Politik dan Tantangan Keamanan Indonesia"
4. Rezeki, Sri. 2014. "PENEMPATAN PEOPLE’S LIBERATION ARMY (PLA) CHINA DI JALUR STRING OF PEARLS-SAMUDERA HINDIA". eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (4): 1041-1050. Universitas Mulawarman.